Sebagai seorang programmer, mungkin kamu sering mendengar istilah “DevOps”. Artikel kali ini menjadi sangat menarik karena DevOps bukanlah sejenis perangkat lunak, aplikasi, teknologi, atau alat tertentu. Sebaliknya, DevOps adalah sebuah prinsip atau pola pikir yang digunakan di dunia IT. Mempelajari jutaan baris kode dalam berbagai bahasa pemrograman, algoritma, atau sistem terstruktur setiap saat bisa melelahkan. Sekali-sekali, kamu perlu memahami bagaimana manajemen perusahaan merencanakan sebuah proyek sehingga tim dapat bekerja secara efektif. Sejarah DevOps dimulai pada tahun 2007 ketika Patrick Debois, seorang konsultan pengembangan, bertujuan mempelajari berbagai aspek IT. Ia merasa terganggu oleh perbedaan cara kerja antara tim pengembangan dan tim operasi. Patrick kemudian bertemu dengan Andrew Shafer untuk memulai Agile System Administration. Pada tahun 2010, diskusi tentang DevOps mulai marak di seluruh dunia dengan tagar DevOpsDays muncul di media sosial. Hingga tahun 2014, perusahaan besar seperti Target, Nordstrom, dan LEGO menjadi pionir dalam menerapkan prinsip DevOps di perusahaan mereka.
Apa itu DevOps?
Menurut sumber dari wikipedia, DevOps adalah metodologi dalam pengembangan perangkat lunak dan industri IT. Digunakan sebagai serangkaian praktik dan alat, DevOps mengintegrasikan dan mengotomatisasi pekerjaan pengembangan perangkat lunak (Dev) dan operasi IT (Ops) sebagai sarana untuk meningkatkan dan mempersingkat siklus hidup pengembangan sistem. DevOps melengkapi pengembangan perangkat lunak agile; beberapa aspek DevOps berasal dari cara kerja agile. Otomatisasi adalah bagian penting dari DevOps. Programmer dan arsitek perangkat lunak harus menggunakan “fitness functions” untuk menjaga perangkat lunak mereka tetap terkendali.
Tools yang Digunakan DevOps
Dalam menerapkan DevOps, ada berbagai alat bantu yang sangat penting untuk dipahami:
#1 Source Code Management (SCM)
Source Code Management memungkinkan para pengembang untuk memeriksa dan memodifikasi kode secara bersamaan tanpa harus saling berkomunikasi secara langsung. Meskipun teknologi ini sudah ada sejak 40 tahun lalu, SCM tetap menjadi komponen utama dalam proses Continuous Integration (CI). Beberapa contoh alat SCM yang populer adalah Git, Subversion, Cloudforce, Bitbucket, dan TFS.
#2 Build Server
Build server adalah alat otomatisasi yang mengkompilasi kode dari repository (Source Code Repository) menjadi versi kode yang dapat dijalankan. Beberapa alat build server yang banyak digunakan termasuk Jenkins, SonarQube, dan Artifactory.
#3 Configuration Management dalam DevOps
Manajemen konfigurasi digunakan untuk menetapkan dan mengelola pengaturan pada server atau lingkungan. Alat-alat populer dalam kategori ini meliputi Puppet dan Chef, yang membantu dalam pengaturan konfigurasi secara otomatis.
#4 Virtual Infrastructure
Virtual Infrastructure seperti Amazon Web Services dan Microsoft Azure menyediakan platform cloud yang memungkinkan pembuatan dan pengelolaan mesin virtual secara otomatis. Infrastruktur ini sering kali termasuk API yang memungkinkan pengaturan mesin baru menggunakan alat manajemen konfigurasi. Ada juga private cloud yang memungkinkan kamu menjalankan cloud pada perangkat keras khusus di lokasi pusat data. Alat ini, dikombinasikan dengan otomatisasi, memungkinkan organisasi DevOps untuk mengelola server dan lingkungan tanpa intervensi manual. Kode baru dapat diuji dengan mengirimkan kode ke infrastruktur cloud untuk membangun lingkungan dan menjalankan tes secara otomatis.
#5 Test Automation
Automasi pengujian telah ada sejak lama, tetapi dalam konteks Apa itu DevOps, fokusnya adalah pada pengujian otomatis dalam pipeline build untuk memastikan bahwa setiap build yang di-deploy sudah siap digunakan. Alat yang sering digunakan untuk otomatisasi pengujian termasuk Selenium dan Air.
Skill DevOps Engineer
Berdasarkan data dari platform kerja Jobstreet, saat ini terdapat 16 lowongan pekerjaan untuk posisi DevOps Engineer. Gaji yang ditawarkan berkisar antara 8 juta hingga xx juta rupiah, dengan syarat pengalaman kerja antara 3 hingga 5 tahun. Sebelum memulai karir di bidang DevOps, penting untuk mengetahui beberapa keterampilan yang diperlukan. Keterampilan tersebut meliputi Python, AWS, Agile, SDLC, DevOps, Kubernetes, Docker, Scripting, Jenkins, dan Linux. Kebutuhan akan keterampilan ini berdasarkan informasi rekrutmen dari perusahaan LogisFleet, yang sedang mencari kandidat untuk posisi DevOps Engineer.
Kegiatan DevOps
#1 Continuous Integration (CI)
Continuous Integration adalah layanan yang disediakan oleh DevOps untuk melakukan build dan pengujian otomatis. Proses ini memanfaatkan alat Source Code Repository (SCR) untuk mendeteksi kesalahan kode dan memperbaikinya secara efisien.
#2 Continuous Delivery (CD)
Continuous Delivery berfungsi dalam pengembangan perangkat lunak untuk memperbarui kode secara rutin. Proses ini dilakukan setelah Continuous Integration dan bertujuan untuk menambah fitur dan pembaruan ke aplikasi yang sudah ada.
#3 Continuous Deployment
Setelah proses Continuous Integration dan Continuous Delivery berjalan dengan baik, tim pengembangan dapat memantau perubahan yang diterapkan pada lingkungan pengujian, pengembangan, atau produksi.
#4 Configuration Management
Configuration Management berkaitan dengan rekayasa sistem dan bertujuan untuk mempertahankan konfigurasi produk secara konsisten. Proses ini memungkinkan otomatisasi dan standarisasi konfigurasi produk, memastikan keseragaman dan efisiensi.
#5 Infrastructure as Code (IaC)
Infrastructure as Code (IaC) melibatkan pengaturan infrastruktur produk melalui kode yang dapat diprogram, distandarisasi, dan direplikasi dengan mudah. Dengan IaC, tim pengembangan dapat menambahkan mesin atau sumber daya lain dengan hanya menulis satu baris kode.
#6 Monitoring
Monitoring adalah proses penting untuk menilai performa produk IT setelah digunakan oleh pengguna. Tujuan utamanya adalah untuk mengevaluasi dampak perubahan kode terhadap produk dan pengalaman pengguna.
#7 Logging
Centralized Logging adalah aspek krusial dalam DevOps. Dengan menerapkan log aplikasi, pengembang dapat memantau apakah produk yang dibuat berfungsi dengan baik atau tidak, serta mengidentifikasi dan menangani masalah yang muncul.
Kesimpulan
DevOps adalah pendekatan yang revolusioner dalam pengembangan perangkat lunak dan operasi IT, yang bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antara tim pengembangan dan operasi dengan cara yang efisien dan otomatis. Dengan memahami fungsi, tugas utama, dan potensi gaji dalam bidang DevOps, Anda dapat melihat betapa pentingnya memiliki infrastruktur yang mendukung.
Untuk menciptakan lingkungan seperti apa itu DevOps yang efektif, idnix.net menawarkan solusi yang tepat melalui layanan Dedicated Server dan Colocation Server. Layanan kami mendukung teknologi baik hybrid maupun monolitik, ideal untuk kebutuhan testing atau implementasi Cloud Operations Anda. Dengan infrastruktur yang kuat dan fleksibel dari idnix.net, Anda dapat memastikan bahwa lingkungan pengujian dan pengembangan Anda berjalan dengan lancar dan sesuai kebutuhan.
Jadi, jika Anda ingin memaksimalkan efisiensi Cloud Operations Anda, kunjungi idnix.net dan temukan solusi dedicated server atau colocation server yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Optimalkan proses pengembangan dan operasional Anda dengan dukungan infrastruktur terbaik dari idnix.net!